1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Seberapa Berbahayakah Kompor Gas bagi Kesehatan?

Hannah Fuchs
7 Mei 2024

Untuk memasak, kompor gas memiliki banyak keunggulan. Kompor gas juga populer di dapur restoran. Tapi para ilmuwan memperingatkan tentang adanya risiko kesehatan.

https://p.dw.com/p/4fa0w
Foto ilustrasi api kompor gas
Foto ilustrasi api kompor gasFoto: Thomas Imo/photothek/IMAGO

Keuntungan kompor gas: api langsung menyala, suhu dan nyala api dapat dikontrol secara fleksibel. Memasak dengan gas juga lebih murah dibandingkan memasak dengan listrik. Meski demikian, kompor gas selalu menjadi perbincangan.

Di sebagian besar gedung baru di New York mulai tahun 2026 kompor gas akan dilarang. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun kompor gas juga menimbulkan risiko kesehatan, seperti yang ditulis para peneliti di Universitas Stanford di malajah ilmu pengetahuan "Science Advances”.

Secara khusus, apa yang disebut nitrogen dioksida (NO2) menjadi perhatian para peneliti dalam publikasi terbarunya, karena saat memasak dengan gas, juga dihasilkan NO2. Para peneliti di Universitas Stanford memperingatkan, polusi nitrogen oksida itu tidak hanya terbatas di dapur,.

"Saya tidak menduga sebelumnya, bahwa tingkat polutan di kamar tidur akan melebihi pedoman kesehatan dalam waktu satu jam setelah menggunakan kompor gas, dan tetap tinggi setelah kompor dimatikan,” kata Rob Jackson, profesor di Stanford Doerr School of Sustainability. Dia adalah salah satu penulis utama studi ini. Paparan kompor gas bukan hanya masalah bagi juru masak atau orang yang bekerja di dapur, katanya. "Ini menjadi masalah bagi seluruh keluarga."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Risiko kesehatan dari oksida nitrat

Nitrogen dioksida merupakan gas korosif yang bisa merusak jaringan selaput lendir di seluruh saluran pernafasan, terutama pada bronkus dan alveoli. Sesak napas, batuk, atau bronkitis dapat terjadi. Konsekuensinya juga mencakup peningkatan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan atau penurunan fungsi paru-paru.

Secara khusus, kelompok risiko terutama orang dengan penyakit pernapasan, seperti penderita asma dan pasien bronkitis kronis, pasien jantung, dan anak-anak yang perkembangan fungsi paru-parunya mungkin terganggu.

Para penulis studi memperkirakan bahwa campuran polutan yang dikeluarkan oleh kompor gas dapat menyebabkan 200.000 kasus asma pada anak-anak saat ini di Amerika Serikat saja. Dikatakan bahwa seperempatnya disebabkan oleh nitrogen dioksida. Mereka juga memperkirakan ada 19.000 kematian per tahun akibat polusi NO2 jangka panjang di rumah tangga. Sebagai perbandingan, angka ini mewakili 40 persen kematian akibat perokok pasif di Amerika Serikat setiap tahunnya.

Namun di saat yang sama, tim peneliti juga menegaskan bahwa ini hanya perkiraan. Hal ini karena paparan berulang terhadap nitrogen dioksida tingkat tinggi dalam waktu singkat, seperti yang terjadi saat menggunakan kompor gas, tidak diperhitungkan.

Selain itu, penghitungan tersebut didasarkan pada penelitian sebelumnya mengenai dampak kesehatan dari nitrogen dioksida di luar ruangan, di mana juga terdapat polutan lain dari kendaraan dan pembangkit listrik.

Kemacetan di jalan raya
Selain dari lalu lintas mobil, ternyata kompor gas juga menyebabkan polusi NO2Foto: Christoph Hardt/Geisler-Fotopres/picture alliance

Risiko kompor gas bagi kesehatan?

Tim peneliti dari Stanford telah mempublikasikan beberapa penelitian tentang kompor gas. Penelitian sebelumnya mengamati seberapa banyak kompor gas mengeluarkan metana dan benzena penyebab kanker. Studi terbaru ini merupakan bagian dari penelitian mengenai dampak emisi kompor gas terhadap kesehatan manusia.

Kali ini, para peneliti mengkaji seberapa kuat polutan tersebut menyebar, menumpuk, dan akhirnya terurai kembali di sebuah apartemen. Hasil penelitian juga menegaskan bahwa makanan melepaskan sedikit atau tidak ada nitrogen dioksida saat dimasak, dan kompor listrik tidak menghasilkan NO2. "Yang penting adalah bahan bakarnya, bukan makanannya,” kata Jackson.

Badan Lingkungan Federal AS, UBA menulis, "Memasak dan memanggang dengan kompor gas [...] di apartemen dapat menghasilkan tingkat NO2 yang tinggi untuk waktu yang singkat, tetapi jumlah ini dengan cepat turun lagi tergantung pada ventilasi ruangan." Kesimpulan UBA: Saat memasang kompor gas, tudung ekstraktor dengan saluran pembuangan udara ke luar harus diperhitungkan dalam perencanaan.

Para peneliti Stanford juga merekomendasikan penggunaan tudung ekstraktor jika tersedia, dan ventilasi teratur, yang mengurangi polusi.

(hp/yf)

Detoksifikasi Racun dari Dalam Tubuh Hanya Mitos Belaka?